Project No 13
MILITERIA by Deden Imanudin
30 September – 28 Oktober 2012
PLATFORM3
Jalan Cigadung Raya Tengah no. 42 (Studio Rosid)
Bandung – Indonesia
Ph/ Fax: +62 823522727
E-mail : mail.platform3@gmail.com
Website : https://infoplatform3.wordpress.com/
Pembukaan/Opening : Sunday/Minggu. 30 September 2012. jam 16.00.
Dilanjuti dengan Artist Talk
Pameran berlangsung hingga 28 Oktober 2012.
Artist Statement
“Perang itu kotor dan brutal; tapi perang itu sekaligus estetis. Perang itu sebuah keniscayaan yang ‘ada’; dan peralatan/mesin perang di satu bangsa pada suatu masa, punya nilai ingatan (kenangan?) yang bisa dilihat dengan berjarak. Sebagai bagian dari cara pengelolaan ‘memori’ PD II (khususnya Nazi Jerman) diberagam tafsir saat ini. Karena proses mengingat bagi saya adalah proses merekonstruksi imajinasi dari remahan jejak sejarah. ” . (Deden Imanudin)
Dengan bangga Platform3 menampilkan karya-karya terbaru Deden Imanudin dalam proyek bertajuk MILITERIA . Deden Imanudin lulusan seni grafis FSRD – ITB, kali ini dengan drawingnya menghadirkan citra – citra mesin perang yang berasal dari tentara NAZI -Jerman ketika Perang Dunia ke II. Citra Tank, senapan, meriam dll, ditumpuk dengan jenis senjata yang sejenis, dengan cara sedemikian rupa, untuk mengarahkan kepada pokok soal. Deden mencermati teknologi persenjataan tentara NAZI melalui buku, situs-situs internet, boy’s toys atau mainan anak lelaki untuk mengenal lebih jauh tentang senjata tersebut. Ia kemudian menemukan bahwa senjata-senjata yang diciptakan oleh rezim NAZI sudah sangat canggih secara teknis dan bentuk pada jamannya. Sehingga rancangannya banyak diadopsi oleh banyak pembuat senjata dinegara-negara lain, seperti AK – 14 buatan Uni Sovyet yang terkenal, ternyata mengadaptasi senjata semi otomatis NAZI, bentuk peluru kendali saat ini, penemuan kendaraan perang seperti Panzer, bahkan bentuk helm tentaranya diadopsi oleh banyak militer dari negara adidaya dan juga tentara perdamaian PBB.
Menurut Deden rancangan kelengkapan perang tentara NAZI merupakan model yang terbaik didalam perkembangan senjata perang modern yang pernah diciptakan dan diadaptasi banyak industri militer hingga kini. Bagi Deden proyek MILITERIA , bisa mengungkapkan paradoks sebuah perang dengan membawa imajinasi untuk menciptakan komodifikasi dan komoditi; mulai film, game komputer, permainan perang-perangan yang sedang menjamur saat ini, hingga pengoleksian benda-benda perang (sebagai bentuk fetishisme). Dengan menghadirkan karya-karya tentang senjata ini, ia ingin mengajak pemirsa menyadari bahwa perang modern bukan sekedar soal pertentangan ideologi tetapi juga melibatkan kesenangan diatas suatu kepentingan. Perang adalah permainan.
English
Platform3 produly presents Deden Imanudin’s most recent work, titled MILITERIA. Deden Imanudin, a graduate of the Facutly of Art and Design – ITB, shows us drawings of war machines used by the Nazi Germany troops during World War II. The imagery of tanks, guns, cannons and so on, are piled with weapons of one type in such a way to present the subject matter. Deden studied Nazi Germany’s weapon technology through books, websites and boy toys for further knowledge about the weapons. He then found that the weapons produced by the Nazi regime were technologically advanced for its time, to the point that the designs were then adopted by weapons manufacturers from other countries. For instance, the popular Soviet-made AK-14 apparently was adapted from a Nazi semiautomatic; the shape of guided missles, the invention of war vehicles like Panzers, and even the shape of helmets were adapted heavlily by many armies, countries and even UN Peacekeepers.
According to Deden, the Nazi design for war equipment is the best in the development of modern warfare, and has been heavily adapted by the military industry until today. MILITERIA, for Deden, discusses the paradox of war by carrying imagination to create commodification and commiditization – from movies, computer games, war games (that are currently popular), to the collection of war paraphenalia (as a form of fetish). By presenting work about these weapons, he attempts to persuade the viewer to realize that modern war is not just about the clash of ideologies, but it also involves joy over special interests. War is a game.
Deden Imanudin
Born at Subang 22 April 1967.
Studied drawing at “Sanggar Ligar Sari 64” in 1986 to the late painter R. Tohny Joesoef. Enrolled in the Faculty of Art and Design ITB, Graphic Art Studio in 1987. Deden currently also teaches at ITENAS-Bandung.
He has participated in several Art Activities:
1990-1993 Aksi Teka-Teki Seni Aral (‘Aral’ Art Puzzle) :
- Performance and video art on Bandung’s Pasar Baru;
- Happening art ‘Poster’ at all bus stops in central Bandung; di Seluruh Shelter Bus Kota, di pusat kota Bandung;
- Environmental art on the roof of ITB’s East Hall.
1991 Happening Art “Kamar” at the corridors of Architechture and Art & Design ITB.
1995 Graphic Art Exhibition, at the Lauhcing of Red Point Studio on Cemara Street, Bandung.
1999 “P1-SRK”> ‘TOLAK SENI RUPA KORAN (Reject Newspaper Art)’ Poster for Newspaper Art, at some institutions and galleries in Bandung
2003 Workshop “Poster Imaginer Project” at SOS for ‘BRAGA WEG FESTIVAL’ in Bandung.
2006 with JAF: Jatiwangi Art Factory, at Galeri Kita.
2007 Pameran Lukisan “Global Warming Kunst” di GWK (Garuda Wisnu Kencana) Bali.
2008 ‘P9-SRK’> “International Mail Art Exhibiton”, di SOS Bandung.
2009 Pameran Berdua (Yeyet dan Deden) : “VIVA REGNUM PLANTAE !” di Galeri Titik Oranje,
Bandung.
2010 “Art For Aids” di Bentara Budaya, Jakarta dan GMI ( Gedung Indonesia Menggugat), Bandung
2011 Pameran Seni Islam “ BAYANG” di Galeri Nasional Jakarta.
Artikel: