WIYOGA MUHARDANTO – ADA PERLU SEBENTAR
PLATFORM3 FOCUS NO.3
12 September – 5 October 2014
Opening : 12 September 2014, 7 PM
Artist talk : 14 September 2014, 4 PM
Platform3 dengan bangga mempersembahkan Focus No. 3 : Wiyoga Muhardanto – ‘Ada Perlu Sebentar. Wiyoga merupakan seniman yang dikenal melalui karya-karya trimatranya. Dalam beberapa tahun terakhir, eksplorasi artistik yang dilakukan oleh Wiyoga banyak memanfaatkan strategi duplikasi dan simulasi. Akan tetapi, lebih dari sekedar menyalin kenyataan, karya-karya Wiyoga sesungguhnya selalu menyampaikan pesan yang lain. Wiyoga sering melakukan subversi tanda pada benda-benda yang ditirunya dengan cara memelintir konvensinya, mengimbuhkan pengolahan material, warna dan bentuk-bentuk baru yang tak lazim, absurd dan ironis
‘Ada Perlu Sebentar‘, merupakan judul yang mewakili sebuah kalimat ketika seorang memiliki sebuah tujuan atau kepentingan dengan orang lain. Namun, kata dari judul tersebut merupakan sebuah kebalikan, bahwa sebenarnya banyak orang yang menggunakan kata tersebut sebagai alasan agar seolah terlihat memiliki urusan yang penting dimata orang lain.
Pada Pameran kali ini, Wiyoga akan menciptakan sebuah karya instalasi menyerupai ruang tunggu yang terdiri dari beberapa benda seperti kursi tunggu, televisi, kulkas minuman dan juga tanaman. Benda – benda tersebut diolahnya dengan menggunakan metode modifikasi dan juga menukar tata letaknya. Dalam program Focus kali ini, wiyoga bekerja secara intensif selama lebih 2 bulan untuk merealisasikan gagasannya yang terinspirasi dari perilaku kalangan menengah ketika berada di ruang publik.
Tentang Seniman
Wiyoga Muhardanto banyak berkarya dengan medium trimatra, sebuah pilihan yang tepat untuk wacana konsumerisme saat ini dan kecenderungan fetisistik yang didorong oleh objek. Melalui karya-karyanya, Wiyoga memfokuskan perhatian pada dampak psikologis dari permasalahan yang hadir pada individu dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kemasan yang bercampur dengan ironi, ia menciptakan komoditas sehari-hari, seperti kendaraan, peralatan elektronik dan aksesoris fesyen untuk menjadikannya kembali sebagai subjek dalam proses evaluasinya sendiri.
Lahir tahun 1984 di Jakarta, Wiyoga Muhardanto belajar di Fakultas Seni Rupa dan Desain di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan jurusan Patung. Pameran tunggal terbarunya berlangsung di Equator Art Project, Singapura (2013) dan menandai pergeseran lintasan tematik kekaryaanya. Setelah pameran tunggal pertamanya di Selasar Sunaryo Art Space, Bandung, ia berpartisipasi dalam program residency, Landing Soon, di Rumah Seni Cemeti, Yogyakarta pada tahun 2009 dan 3331 Arts Chiyoda, Jepang 2011. Saat ini ia tinggal dan bekerja di Bandung.
Wiyoga telah berpartisipasi dalam beberapa pameran kelompok di Indonesia dan luar negeri seperti Galeri Arndt, Berlin (2013), Shanghai Biennale, China (2012), Saatchi Gallery, London (2011), Biennale Jogja, Yogyakarta (2011), Jakarta Biennale (2009 ), Centraal Museum Utrecht (2009), Soka Contemporary Space, Beijing (2008) dan Galeri Nasional Indonesia, Jakarta (2007 dan 2008). Di tengah – tengah medan seni yang dinamis dan kompetitif, Wiyoga Muhardanto menawarkan perspektif yang segar, lucu dan menarik pada kondisi konsumerisme saat ini.
English
Platform3 proudly present Focus No. 3 : Wiyoga Muhardanto,- ‘Ada Perlu Sebentar’. He’s an artist who known through the three-dimensional works. In recent years, his artistic exploration has done by utilizing many strategies of duplication and simulation. However, more than just copying reality, Wiyoga’s works always convey another message. He often subvert the mark of the objects he imitated by twisting it’s conventions, adding the material processing, colors and new unusual forms, absurd and ironic.
‘Ada Perlu Sebentar’, is a title that represents a sentence when someone have an interest that needs to be done with others. However, the word of the title is an opposite, that in fact many people use the word as an excuse so they can be seen as having an important matter in the eyes of others.
In this exhibition, Wiyoga will create an installation work that resembles a waiting room consists of several objects such as waiting chair, a television, a beverage refrigerator and also plants. Those objects processed using modified method and also swap its layout. In this Focus program, Wiyoga worked intensively for over 2 months to realize his ideas that inspired by the behavior of the middle class society when in public spaces.
About The Artist
Wiyoga Muhardanto works exclusively in three-dimensional artwork, a choice that lends itself to the discussion of consumerism today and the fetishistic inclination that is fuelled by the object. For Wiyoga, his attention is focused on the psychological impact these issues have on everyday people, which he expresses – with a healthy dose of irony – through his works. He crafts every-day commodities, such as vehicles, electronic devises and fashion accessories, subjecting them to his very own evaluating process.
Born 1984 in Jakarta, Wiyoga Muhardanto studied at the Faculty of Art and Design at Bandung Institute of Technology (ITB) majoring in sculpture. Muhardanto latest solo exhibition takes place at Equator Art Project in Singapore(2013) and marks a shift in the artist’s thematic trajectory. Following his first solo exhibition at Selasar Sunaryo Art Space, Bandung, he participated in the artist in residence program, Landing Soon, at Cemeti Art House, Yogyakarta in 2009 and 3331 Arts Chiyoda, Japan 2011. He currently works and lives in Bandung.
The artist has participated in group exhibitions in Indonesia and overseas such as the ARNDT Gallery, Berlin (2013), Shanghai Biennale, China (2012), Saatchi Gallery, London (2011), Jogja Biennale, Yogyakarta (2011), Jakarta Biennale (2009), Centraal Museum of Utrecht (2009), Soka Contemporary Space, Beijing (2008) and the National Gallery of Indonesia, Jakarta (2007 and 2008). An emerging presence in the midst of a dynamic and competitive art scene, Wiyoga Muhardanto offers a fresh, humorous and compelling perspective on the current conditions of consumerism.